yah, hari ini dapat pelajaran yang sangat bermakna...judul yang sangat meneduhkan jiwa di kitab Yohanes. Yesus menjanjikan Penghibur. orang sakitlah yang butuh dokter bukan orang sehat. mungkin itu ungkapan senada bagi mereka yang sedang susah dan sedih hatinya. bukan orang yang sedang terpingkal-pingkal yang butuh dihibur, tapi orang yang sedang remuk jiwanya. dan Tuhan sudah menjanjikan sang Penghibur itu. entah bagaimana caranya aku tak pernah tahu. yang kutahu, jika Dia sudah menjanjikan sang Penghibur itu, maka jujurlah padanya kalau jiwamu sedang remuk dan hancur. bawa semua luka itu pada-Nya, dan percayakanlah Dia yang membalutmu,
betapa Dia sangat mengasihimu. sebelum kamu bersedih pun Dia sudah menjanjikan sang Penghibur itu, sang Penolong bagimu. mungkin itu juga yang kurasakan. pengalaman pribadiku. aku memang seorang diri. datang di Salatiga tanpa orang tua, meski mama pernah menawarkan untuk dijaga oleh salah satu omaku. tapi aku menolak itu, berbekal kemandirianku yang dilatih selama diasrama. bahkan 3 tahun menjalani masa SMA yang sangat berat pun Tuhan memberikan 100 teman yang kujumpai tiap hari dan mereka mampu membantuku meringankan bebanku.
sampai hari ini pun, ketika aku merasa sendiri lagi, karena momongku yang biasanya setiap hari bersamaku, Tuhan benar-benar menepati janji-Nya. semua hari dalam hidupku tak pernah kujalani sendiri. Dia menyediakan senyum dan tawa lewat teman-temanku. kamarku tak pernah sepi, pasti ada yang datang mengunjungi. saat aku sakit, dan sedih, entah kenapa selalu ada cara-Nya untuk menemaniku. dan setiap hari aku bisa tertawa dan tersenyum. aku juga menangis dan murung, tapi tidak sebanyak keceriaanku.
dimana pun aku berada pasti ada orang-orang yang selalu setia menjagaku dan bersamaku. ku tahu Dia juga tetap berjalan bersamaku meski aku seorang diri. Dia menjaga tidurku dan menyelimutiku. Dia ikut merasakan hangat dingin seperti apa yang kurasakan. Dia mengusap rambutku saat aku terlelap hingga aku bisa nyenyak. dan Dia juga yang menyapaku di pagi hari hingga aku terbangun. tapi mengapa aku pura-pura tuli dan enggan untuk beranjak.
Dia...yang kusebut Kekasih jiwaku, selalu bersamaku, Penghiburku, namun aku sering tak membuka pintu bagi-Nya saat dia mengetuk, aku tak memberi-Nya tumpangan di hatiku, dan aku terlalu sibuk dengan diri sendiri hingga tak mengindahkan suara-Nya. dan aku sering terantuk saat berjalan karena tak menggenggam tangan-Nya erat saat Dia mengulurkan tangan untukku. Dia terlalu baik dan sangat baik. Dia tulus mengasihi kita. Dia menawarkan pertolongan dan kasih. tapi aku sering tak menyambut-Nya, karena tawaran dunia lebih menggiurkan dan belakangan kusadari, itu semu...
kawan... maukah kau mengasihi Dia?
No comments:
Post a Comment