Thursday, 1 July 2010
Mahameru : My only wishes...
Mahameru...begitu aku pertama kali akrab dengan nama gunung itu ketika membaca novel berjudul aneh '5 cm'. Dan sekali saja mendengar nama itu, aku langsung tergelitik, deskripsi alam'y membuatku penasaran seindah apa sih dia. Apalagi ada danau'y...wow...aku hanya terpukau takjub seolah membayangkan panorama itu ada di depan mataku. aku hanya bisa bergumam...kapan aku menginjakkan kaki disana. meski memang tidak semua pendaki bisa pulang dengan selamat, karena ada yang menjemput ajalnya disana, tapi itu tak membuatku ciut. semua tantangan alam pasti ada resikonya. itu harga mati.
aku memutar otak untuk beberapa hari. Mahameru dan 5 cm membuatku tak bisa tidur lelap. Gunung itu menggantung dikeningku memaksaku untuk tetap memikirkannya. selama ini aku hanya bercumbu dengan Merbabu dan gunung-gunung kecil lainnya disekitar Jawa Tengah. belum pernah sejauh Mahameru yang ada di bagian timur Jawa. tapi hati kecilku berontak ingin ke sana. aku pun mulai berencana. ku hubungi teman-teman sesama penggila alam, mulai dari komunitas kecilku sampai komunitas yang cukup besar di kampus. tapi sampai sekarang *awal juli, aku tak mendengar progress apapun. seolah cuma jadi topik menarik yang dibahas dan kemudian terlupakan. padahal aku sangat menginginkan itu.
tidak ada motivasi yang aneh-aneh. bukan ingin terdengar hebat karena bisa naik gunung, bukan hanya karena menambah koleksi gunung yang pernah kudaki, bukan ingin melatih betis dan menyaksikan keindahan alam. tapi ada sesuatu yang sangat sederhana yang ingin kucapai. aku ingin mahameru jadi hadiah terindah bagi angka kembarku yang sebentar lagi menjadi pertanda lamanya aku tinggal di bumi. aku ingin duduk dalam diam dan tenang, berefleksi dan menyatu dalam alam, menyaksikan keindahan dan kemahakuasaan-Nya lewat Mahameru, seperti yang selama ini kulakukan ketika mendaki. tapi aku ingin kali ini benar-benar berbeda. karena aku mengalami berbagai loncatan hebat dalam hidupku. dia benar-benar mengukirku dalam kain kanvas yang aku belum bisa nebak seperti apa hasil lukisan-Nya.
Mahameru hanyalah sebuah nama, tapi kuatnya makna sebuah nama pertanda betapa Mahameru telah mampu mengukir prestasi sebagai simbol kebesaran-Nya yang dipakai ut menyadarkan sosok yang bernama manusia. betapa berharganya sebuah hidup, betapa indahnya persahabatan seperti tertuang dalam 5 cm, betapa kombinasi percaya akan Dia dan motivasi ut menggapai impian itu rumus istimewa untuk menaklukan hidup. Betapa banyak jiwa mulia yang pemberani membuktikan kekuatan mereka disana, dan mereka bangga bisa menggapai mahameru meski sekarang tinggal tulang belulang.
mereka bukan orang gila yang tidak tahu pentingnya hidup dan terkesan main-main dengan naik gunung, mereka bukan orang kurang kerjaan yang sok-sokan menyebut diri sebagai pendaki. dan mereka bukan orang putus asa yang berharap bisa mengakhiri hidup di puncak gunung. tapi sebenarnya mereka adalah orang-orang yang layak disebut sahabat alam, yang tidak membatasi diri dengan hidup sebatas ruangan kantor, dan pulang ke rumah. mereka tidak buta dan tuli melihat karya mahabesar yang sudah disedikan oleh Dia ut dijelajah. mereka berani menaklukan dunia tidak hanya dengan mengeksplor layar datar, tapi mereka juga pergi ke bagian dunia meski memakan waktu berhari-hari yang sebenarnya bisa di search hanya kurang lebih dalam waktu 1 detik di lembar mbah Google. dan mereka bukan pengecut yang ngakunya pecinta alam, penyayang lingkungan, tapi tak tahu sebenarnya gunung itu kayak apa sih, danau itu jenis makanan apa sih, bla bla bla bla bla.
Naik gunung bukan perkara hobi atau bukan, kita mampu atau tidak, keren apa ga, ngeri apa ga, sangar apa ga. tapi lebih ke persoalan bagaimana mengalahkan diri kita sendiri dengan menempuh perjalanan panjang yang pastinya sangat melelahkan, tidak berjalan sendiri tetapi menyeimbangkan kemampuan dengan orang lain, belajar tidak egois, mengendalikan diri, menghirup udara sehat, mencintai alam, dimana dia merasa tersakiti kalau kita membuang sampah plastik yang asing bagi dia, mengagumi dan menyadari betapa besar-Nya Dia, bukan betapa hebatnya kita, bagaimana kematian itu sangat dekat dengan kita dan kita akan melakukan yang terbaik saat itu karena mungkin itu hari terkakhir kita hidup. dan naik gunung adalah suatu kepastian bahwa akan selalu ada puncak jika kita berjuang sampai pada akhirnya.
Singkat kata, mendaki gunung adalah refleksi perjalanan hidup kita dari lahir sampai mati. kita bisa mengenal siapa kita, mengukur kedewasaan, mengalahkan kelemahan kita sendiri, dan tentunya kita tak mungkin bisa naik gunung sendirian.
ketika saya sudah pernah merasakan indahnya bercumbu dengan gunung yang tidak tertandingi dengan keindahan apapun, tentu saja sangat tergelitik jika membaca ulasan mahameru yang elin bangeeeetttt...sampai tiba-tiba tawaran itu datang bahkan tepat dimomen terindah yang hanya muncul setahun sekali. tapi lagi-lagi aku harus bersabar, karena ada yang membuat aku harus mempertimbangkan matang-matang ut mengambil keputusan mendaki di hari istimewa. bagaimana caranya agar orang lain mengerti bahwa hal ini tidak tergantikan. bukan menomorsatukan mahameru, tapi karena sebenarnya kado terindah yang ingin saya terima yaitu doa dan support dari orang-orang sekitar agar aku bisa berbicara dengan-Nya lebih dekat di puncak mahameru. aku sangat menginginkan itu, sangaaatttt. ini adalah usia yang paling berat, karena setahun depan aku harus diperhadapkan dengan keputusan-keputusan utama dalam hidupku.
aku tak ingin lalai. aku tak terbiasa dengan perayaan-perayaan seperti yang dilakukan teman-temanku. hari ulang tahunku biasa kuhabiskan dengan sendiri sehari dikamar, bahkan tahun kemarin aku sendirian di kapel kampus. dan hari setelahnya kurayakan bersama teman-teman. tak bermaksud mengecewakan, bukan karena aku saklek dengan caraku merayakan ultah, tapi bisakah aku diberi kesempatan untuk nyaman merayakan ulang tahunku karena bagiku dengan begitu aku bisa memaknainya. kebersamaan dengan teman-teman itu soal lain, toh setiap hari adalah kesempatan untuk kebersamaan itu dan aku minta sehari untuk sendiri, mungkin tidak ke Mahameru karena bisa saja rencana itu batal, tapi setidaknya, aku bisa diberi waktu sendiri dan membawa Mahameru itu dalam hatiku.
tak ada tendensi apa-apa. tak ada kado yang lebih istimewa yang kuharapkan selain doa dan komitmen kalian untuk tetap menjadi keluarga dan sahabat bagiku. aku tak terlalu suka dengan pesta ultah, kejutan-kejutan yang menurutku lumrah, tapi aku lebih membutuhkan jaminan bahwa kalian, diri kalian, tubuh dan jiwa kalian, tetap bersamaku selamanya, meski kita tak bertemu fisik. kuharap kalian mengerti. thanks guys...ijinkan aku menggapai Mahameru. #for july 10th...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment