27 November 2010, aku berjalan menyusuri lorong sepi dengan lantai dan dinding yang sama. tidak ada yang berubah selama 4 tahun belakangan. Bangunanmu masih kokoh meski sudah tampak tua. Kamu saksi semua perjalanan panjangku yang kupikir sulit untuk berakhir. Kamu bagian cintaku, masuk ke hatiku, berakar, dan membuatku berteriak gemetaran demi kebaikanmu, agar dindingmu yang kokoh tidak dikotori oleh kenajisan para penentu nasibmu. Aku tahu, kamu tahu semua itu. Tapi sayang kamu tak mampu berucap dan berperkara di depan para hakim meski kamu sangat tahu mana yang benar dan yang salah.
hari ini, entah salah atau benar, aku tak tahu, yang pasti jari-jemariku lelah dan terluka. Kakiku masih terasa kelu, namun aku mau tetap tegap sepertimu. Melewati satu perjuangan besar, mengalahkan diriku sendiri, mengalahkan cintaku padamu, karena sebagaimana aku dilahirkan tanpa memintanya terlebih dahulu begitu pula garisan tangan pertanda perjalanan hidup yang masih terlalu panjang untuk kutapaki. Saatnya untuk meninggalkanmu, cinta lamaku yang sudah mau menjadi saksi hidupku, memberi ruang gerak untuk memahami betapa indah dan luar biasa pemahaman tentang Dia. Terima kasih untuk ruang yang kamu beri.
Bahkan hari ini pun, kamu masih menjadi saksi perjuangan akhirku. Gedung C, begitulah orang-orang menyapamu, tapi bagiku kamu lebih dari sekedar gedung. Kamu hidup. Yah, mungkin aku cukup kacau menyebutmu seperti itu. Tentunya artinya tidak seharafiah orang bernafas, makan, dan beraktivitas. Maksudku, kamu ibarat benda hidup yang ikut berinteraksi dengan kami. Ditempatmu aku nyaman dan senang. Sampai-sampai aku tak tega meninggalkanmu. Terakhir kukunjungi kamu masih menawarkan kebaikan yang sama. Serasa ada yang menggelitikku. Aku rindu lembur dan menggila disitu, aku rindu keheningan yang sarat keramahan meski ada yang tak ramah. Aku rindu.
Terlepas dari kerinduanku akan gedung yang selama ini banyak menyingkap keajaiban dunia, kehidupan, dan penelusuran akan karya-Nya, aku pun sadar bahwa semua ini adalah rangkaian akhir dari satu tahapan mahaindah karya-Nya. 4.5 Tahun aku disini, di Gedung C, di UKSW, di Salatiga tanpa saudara tapi tentunya dengan banyak teman dan aku sehat walafiat tak pernah masuk rumah sakit, tapi malah tambah gendut. Dengan uang pas-pasan, baju seadanya, berbekal pernak-pernik ijazah dkk, aku berjiabaku dengan dunia magistrum et scholarium. Dan hari ini 24 Februari 2011 ketika aku iseng membuat CV (Curriculum Vitae), wow... kaget dan tak percaya, aku tidak hanya sekedar kuliah, meski belum seberapa, ada beberapa catatanku juga tentang aktivitas di luar kegiatan kuliah. Artinya apa? betapa luar biasa pekerjaan Tuhan dalam hidupku. Sekali lagi, itu semua bukan karena hebatku, tapi karena ada Kuasa yang mampu melakukan itu semua. Mungkin buat orang lain prestasiku tak seberapa, tak mengapa, bagiku semua itu luar biasa. Aku tak berkekurangan satu apapun itu sudah sangat luar biasa. Jauh dari yang kuharapkan dan kubayangkan, Dia memberiku lebih. Terima Kasih banyak Tuhan.
Akhir yang indah, luar biasa, aku tersenyum, lega sekaligus was-was, karena tahap yang lain harus segera dimulai. Banyak waktu terbuang, aku masih beristirahat mengembalikan energi setelah terkuras mengerjakan skripsi siang dan malam. Kini, tinggal menunggu kedatangan mama, papa, dan tante untuk merayakan kelulusanku dan menata lagi kehidupan selanjutnya yang tentunya tempat, waktu, dan porsinya sudah ditetapkan Tuhan. Aku akan membuka hati untuk bekerja di ladang yang baru dengan lebih baik lagi.
Satu hal yang tidak pernah kubayangkan, menjelang kelulusanku, di awal pengerjaan skripsiku, Tuhan memberikanku anugrah yang sangat indah yang cukup mengubah hidupku. Seseorang yang tampan dan baik hati bahkan sangat baik buatku. Dia begitu lembut dan luar biasa, sangat mencintaiku dan tak diragukan lagi. Dia mampu membuatku merasa lengkap seperti tak ada lagi yang kuinginkan. Oh betapa indahnya dicintai...
Keindahan dan kesenangan itu harus dibayar mahal. Tentunya hubunganku dengannya tak lepas dari masalah. Dan masalahnya sangat besar dan pelik. Sebesar apa? tentuny masih di bawah kebesaran Tuhan. Aku yakin, aku da dia mampu melewatinya di dalam Tuhan.
Mengakhiri perkuliahan dengan indah, dan mengawali hubungan yang membahagiakan sekaligus pelik. Hanya Tuhan yang tahu jawabannya. Aku akan menunggu waktu yang tepat Dia membisikkan jawaban itu dan apa yang harus kulakukan.
Terima kasih Tuhan.
Begitu juga denganmu kawan, pasti ada anugrah Tuhan di setiap waktu. Pekalah. Pasti Dia juga mengijinkanmu menghadapi masalah. Karena hidup di dunia ini bukanlah demi sebuah kenyamanan. tetapi kita pekerja Allah yang tidak boleh terlelap, harus tetap bekerja, melayani, lewati setiap masalah agar naik level. Tantangan yang berat berarti ujianmu semakin tinggi dan hidupmu semakin berkualitas. Tidak ada yang lebih baik dari siapapun dan tidak ada yang lebih buruk dari siapapun juga. Semua diberi berkat yang sama dan merata. Syukuri!
Tuhan itu baik. Tuhan itu ada dan nyata. Awali dan akhiri segala sesuatu bersama Dia pasti INDAH :)