Friday, 8 October 2010

Puzzle :)

Memandang keremangan senja (lagi) di akhir pekan. Mensyukuri segala detik yang terlalui sepanjang perjalanan hidup hingga saat ini. Tak ada satupun yang tak pantas untuk disyukuri atas semua yang pernah kunikmati. Senyum, tawa, lelah, da airmata, Tuhan tak pernah tidur atas semua itu. Dan tak ada sesuatu yang lebih berharga selain ungkapan terima kasih atas anug'rah dan berkatnya dalam bentuk apapun itu.

Benar juga yang pernah dikatakan seseorang, hidup ini adalah rangkain puzzle, kepingan gambar besar. Jangan terburu-buru menyimpulkan jika puzzle itu belum terangkai sempurna, dan jangan berhenti menunggu dan bersabar hingga kamu bisa melihat hidupmu yang utuh dalam sebuah potongan gambar besar yang sempurna. entah kepingannya buruk dan tak berbentuk, suatu saat akan terangkai menjadi suatu karya yang indah. Itulah kasih-Nya.

Kita diijinkan mengalami pahit dan getir, secuil tawa dan kesenangan, semua itu adalah tanda tanya untuk sebuah jawaban yang terletak di ujung kehidupan. Layaknya diriku. Meniti perjalanan yang masih dini, rambut belum memutih, dan usia masih belia. Masih akan ada banyak hari kedepan, entah itu bermentari atau mendung, entah cerah atau hujan, siapa yang tahu.

Menyadari bahwa hidup terus berubah, tak selalu seperti yang kita harapkan. DIA menyediakan jangka waktu untuk kita melakukan sesuatu hingga kita pantas mengakhirinya sesuai waktu-Nya. DIA pula menyediakan waktu untuk dekat dengan orang-orang tertentu hingga DIA mengambil lagi orang itu karena waktu kita telah selesai dengan mereka. Dari kacamata pribadi, begitu sakit dan tidak adil. Saat kita mengasihi seseorang, hidup dekat dengannya, berbagi kasih dengannya seolah tak bisa hidup tanpanya, tapi mau tak mau, di luar kemampuan dan kehendak kita, kita harus dipisahkan.

Pernah merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan? atau meninggalkan? jika disuruh memilih, kamu akan memilih yang mana? ditinggalkan atau meninggalkan?
aku lebih memilih yang kedua. Ga enak rasanya ditinggalkan. tapi kalo memang harus ditinggalkan, ya sudah terima saja, tangisi kepergiannya dan lanjutkan hidupmu. Kedengaran sepele, tapi tak semudah mengatakannya.

Mengalahkan rasa kehilangan, menghadapi kenyataan yang berbeda dengan biasanya, mencoba bersikap tegar dan seolah tak terjadi apa-apa. Itu semua hanyalah kamuflase dari sebuah kelemahan yang selalu ditutup-tutupi. Tak ingin mengakui diri bahwa tak bisa hidup sendiri dan tak mampu jika orang yang kita kasihi harus pergi. Tapi apalah arti sebuah pengakuan toh kita tak punya kuasa untuk mengembalikan mereka lagi. yang tersisa hanyalah sebuah pesan lumrah 'Lanjutkan hidupmu' atau 'Life must go on'...

Tertimpa musibah yang sama setiap kurun waktu, selalu ada yang meninggalkanku, saat aku sangat dekat dengan mereka. tak percaya jika harus hidup terpisah dengan mereka dan tak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa mereka. sekarang aku tahu kenapa Tuhan membiasakan diriku untuk selalu ditinggalkan dan meninggalkan. Karena dalam setiap ruang dihidupku, aku akan berjumpa dengan orang-orang yang berbeda dan mungkin sama. Orang-orang yang kujumpai dimasa depan dan masa laluku, ada yang sama dan ada yang berbeda. aku terbiasa dengan semua itu, dan bahkan sekarang ketika aku harus ditinggalkan (lagi), aku hanya tersenyum dan bisa berkata 'sampai ketemu di lain kesempatan'.

semua terasa biasa. rasa kehilangan itu ada, tapi aku bisa menikmatinya. Kini aku menyelami maksudnya, hidupku adalah hidupku, orang yang datang dan pergi adalah tangan-tangan yang membentuk bejana menjadi indah. Jangan hindari tangan-tangan itu, biarkan mereka membentukmu, biarkan mereka menjadi potongan puzzle yang kau rangkai dalam hidupmu. Buruk dan baiknya itu hanyalah masalah kemasan, selebihnya hadapi mereka. Dan jika mereka harus pergi, mereka bukanlah potongan yang pas untuk puzzlemu. Kamu harus selalu mencoba untuk menemukan potongan yang cocok, jangan mengira-ngira atau menerka-nerka.

Wow, luar biasa. Kini, bagi mereka yang pernah hadir di masa laluku, terima kasih untuk sepotong puzzle yang pernah kurangkai, dan jika kamu harus hadir lagi, mari kita mencoba lagi. Selamat datang masa depanku, bersama mereka yang sudah dipersiapkan disekelilingku, kusambut kalian.