Untuk kesepuluh kalinya...
semenjak aku berseragam putih-merah...
saat rambutku masih panjang tergerai...
setiap hari aku masih bertemu denganmu...
kau masih belum terlalu tua untuk kuajak bersepeda bersama...
kau masih mau menemaniku jalan-jalan...
aku masih tak malu saat kau menawarkan untuk mengantar dan menjemput...
kau masih mampir membawa bekalku ke sekolah...
kita masih punya banyak waktu untuk membahas PR-ku...
kau tak lupa untuk mengingatkanku untuk tidur siang dan membaca buku...
dan kau pasti mencariku saat aku pergi meninggalkan rumah walau sebentar saja...
kini...
untuk kesepuluh kalinya...
setelah aku melangkah makin jauh darimu...
setelah aku bisa mengatur waktuku sendiri...
setelah aku bisa pergi tanpa bantuanmu...
setelah tinggi badanku persis dengan pundakmu...
setelah perdebatan panjang dan kau memilih untuk mengalah...
mengikuti kemauanku dan kau harus kehilanganku...
hanya bisa memandang dan menjagaku dari jauh...
bercanda dalam hitungan menit dan mengkhawatirkan kesehatanku...
dan ketika kita bertemu...
kebekuan ini menyeruak...aku bingung untuk bersikap...
kau hanya bisa mengelus kepalaku dan tersenyum...
dan kau diam...aku pun diam...
aku sadar...aku tak memilikinya setiap hari...
bahkan sekarang...
untuk kesepuluh kalinya, aku tak bisa menjabat tanganmu...
memeluk dan menciummu...
biasanya kita menikmati kue mama bersama...
menghabiskan malam dengan pawai bersama...
dan berseragam di esok hari untuk kehormatan negara...
aku tak pernah menyadari kalau momen itu berharga...
dan baru kutahu sekarang, apa artinya hari itu untukmu dan untukku...
kau hanya mampu bergumam...untuk kesekian kalinya tanpa aku...
dihari istimewamu...
kau yang kupanggil "papa"...
51 tahun mengukir karya di dunia...
menjadi pemuda dan menua...
abdi negara, masyarakat tapi bagiku...
kau seorang ayah terbaik yang pernah kupunya...
hadiah dari Tuhan yang mewariskanku kekuatan dan kebijaksanaan...
meski kau diam, dingin, dan tegar...
tapi aku tahu kau orang yang paling marah saat aku pulang larut,
kau orang yang paling sedih saat aku kecewa terhadapmu...
kau orang yang paling khawatir saat aku sakit...
dan kau orang itu...lelaki satu-satunya yang mampu membuatku kuat,
dewasa, dan matang seperti ini...
aku tak mau posisimu tergantikan...oleh dia yang tak bisa sama sepertimu...
tak peduli semakin bertambah umurmu, aku ingin mengayuh sepeda lagi bersamamu...
bercanda dan belajar bersamamu, nonton bola, debat, dan bedah buku bersamamu...
entah kapan...
dan di hari ini, maafkan aku yang tak bisa berdiri disampingmu...
menyapa para tamu dan mengurangi kekecewaanmu karena kepergianku...
maafkan aku, yang ingin melangkah sendiri tanpa kau gandeng tanganku...
tak bisa menjabat tangan kekarmu dan memeluk sosok perkasa itu...
yang tak bisa menemani mama menyiapkan kue kesukaaanmu,
menemani 2 lelaki jagoanku dan engkau untuk menghabiskan malam pawai bersama...
tapi aku tetap berucap : selamat ulang tahun, papa...
terima kasih sudah menjaga putri kecilmu dan menjadi dewasa seperti sekarang...
terima kasih atas keutuhan keluarga dan semua yang kau berikan...
terima kasih sudah mempertahankan hidupku dan menerima apa adanya diriku...
bangga punya ayah seperti engkau...
semua yang kulakuan, hanya untuk kamu dan keluarga...
semua yang kuperoleh sampai sekarang kukembalikan demi hormat dan cinta kasihku
padamu...
semoga sehat dan sukacita selalu...
dan Tuhan memberkatimu...
aku mencintaimu...
salam sayang,
ur dearest one :)